Selamat datang di web-blog AIC Group. Terima kasih atas kunjungan anda di web-blog ini. Semoga seluruh informasi yang ada di dalam web-blog ini berguna untuk semua. Seluruh informasi yang ada dalam web-blog ini sifatnya umum dan diambil dari berbagai sumber. Bagi yang ingin menyumbangkan tulisan dan bermanfaat untuk semua, silakan hubungi admin. Jangan anggap tabu lagi untuk berbicara soal seks, sebelum anda sendiri mengalaminya sendiri.

23 Agustus 2009

BUTUH KREATIVITAS ORANG TUA

Untuk mencerdaskan anak, berbagai cara dilakukan orangtua. Salah satunya adalah memasukkan mereka ke sekolah (preshool) sejak masih balita.

Namun, ternyata hal tersebut tidak perlu dilakukan karena orangtua bisa mengasuh dan tetap bisa mencerdaskan anak walaupun di rumah. Untuk ibu yang mendidik anaknya di rumah, dapat menggunakan cara-cara kreatif yang menstimulasi si anak.

"Cari alat stimulasi yang mudah. Misalnya menstimulasi bunyi-bunyian dari peralatan kaca, atau menggunakan jari-jari tangan untuk berkomunikasi dengan cara unik, lucu, dan menarik bagi anak," tutur psikolog anak, Dr Rose Mini AP Mpsi.

Dia juga menuturkan bahwa pada dasarnya bagi anak-anak, bermain merupakan suatu kegiatan yang disenangi anak tanpa adanya keterpaksaan, dan merupakan cara belajar yang paling alami serta dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak.

Sebuah penelitian membuktikan bahwa orangtua yang melatih anak dengan bermain, maka informasi yang masuk dapat mencapai 80 persen. Namun bila dipaksa, informasi tidak akan masuk karena seperti ada tirai yang menghalanginya masuk.

"Pada dasarnya bagi anak-anak, bermain merupakan cara belajar yang paling alami serta dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak," jelas Romi.

Mengembangkan seluruh aspek perkembangan pada anak tersebut bisa dilakukan di rumah ataupun di sekolah. Dengan mendidik anak di rumah, semua hal yang diterapkan pada anak, walaupun tidak dilakukan langsung oleh orangtua, hendaknya harus di bawah perintah atau pengawasan orangtua.

"Jika sang ibu kreatif dan punya banyak waktu untuk menstimulasi pertumbuhan anak di rumah, ngapain dimasukkan ke preschool?," tutur Romi.

Untuk itu, seorang ibu berperan penting dalam memilih sekolah atau preschool yang bisa dijadikan tempat bermain anak sekaligus tempat belajar yang menyenangkan. Namun, ternyata preschool itu bukanlah suatu kewajiban yang harus dilakukan orangtua agar anaknya tumbuh menjadi cerdas.

"Enggak ada sekolah buat orangtua. Orangtua harus kreatif dan banyak mencari informasi tentang tumbuh-kembang anak. Orangtua harus mau susah, jangan menganggap memasukkan anak ke preschool dapat meringankan tanggung jawabnya, karena bisa bahaya," paparnya.

Romi menjelaskan, sang ibu bisa saja memberikan suasana preschool di dalam rumah, asalkan sang ibu kreatif. Jadi, ibu tidak perlu repot memasukkan anak ke preschool. Beberapa hal yang dikhawatirkan pun tidak terjadi, seperti ketika orangtua menjadi lepas tangan pada persoalan anak selama anak berada di luar rumah. Selain itu, bila sistem yang diterapkan di sekolah tidak sama dengan sistem di rumah, anak bisa bingung.

"Boleh saja memasukkan anak ke preschool sejak batita, asalkan tidak membuat anak jenuh. Usahakan mereka lebih banyak bermain, karena dengan bermain informasi akan lebih cepat masuk ke otak," pesannya.

Tidak ada komentar: