BESAR tidaknya ukuran Mr P dapat menentukan sehat atau tidaknya senjata seorang pria. Kendati bukan tolok ukur utama, namun ukuran alat genital kaum adam dapat digunakan untuk menguji tingkat ereksi seseorang. Benarkah?
Mengenai hal itu, Wimpie Pangkahila dari bukunya, Seks yang Membahagiakan, menuturkan ereksi pada pria tak hanya dapat dilihat dari ukuran penis.
Menurutnya, perasaan tidak sesuai harapan muncul karena membandingkan ukuran Mr P dengan penis orang lain, terutama dengan para pemain film porno yang memang sengaja mengeksploitasi seks. Padahal secara fisik, sebenarnya ukuran penis tidak menentukan bagi fungsi ereksi dan fungsi seksual pada umumnya asal perkembangannya sudah mencapai tahap perkembangan yang normal.
Tetapi, secara psikis tidak sedikit pria yang merasa ukuran Mr P-nya kecil atau tidak sesuai dengan harapan, kemudian mengalami hambatan piskis yang mengakibatkan disfungsi ereksi. Hambatan psikis dapat berupa rasa rendah diri, malu, atau tidak percaya diri. Hambatan psikis semakin kuat bila pasangannya memberikan reaksi yang semakin membenarkan bahwa ukuran penisnya tidak sesuai harapan.
Sebenarnya asal Mr P telah berkembang sesuai tahap yang normal, yaitu melalui lima tahap menurut Tanner, ukurannya sudah dalam batas normal. Maka hanya fungsi ereksi yang optimal dan kemampuan mengontrol ejakulasi saja yang diperlukan agar hubungan seksual dapat berlangsung dengan baik, untuk pria maupun pasangannya.
Jadi, jangan takut, ukuran tak dapat memastikan kepuasan dalam berhubungan intim!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar